Apa boleh anak berpacaran?
Pada postingan ini, saya tidak membahas "apa boleh anak berpacaran" dari sudut pandang agama, melainkan dari sudut pandang lain yakni sudut pandang psikologis. Ketika orang tua memutuskan untuk melarang anaknya berpacaran, pastikan kamu bisa mengerti hati anak kamu seutuhnya. Kenapa? Karena pada dasarnya, jiwa manusia tidak bisa kosong. Harus ada seseorang yang bersedia untuk selalu mengisinya. Lalu bagaimana caranya?
Caranya sangatlah mudah, habiskan waktu bersama anak. Tunjukkan rasa cinta orang tua kepada anak remajamu, rasa cinta itu bisa berupa waktu atau perhatian untuknya. Dengan begitu, dia tidak akan terdorong untuk memiliki pacar atau kekasih. Baginya, orang tuanya sudah cukup menjadi pengisi cinta di dalam jiwa anak.
Jangan sampai yang terjadi adalah justru sebaliknya, posisi kamu tergantikan dengan orang lain yang mampu memperhatikan serta memberinya rasa aman dan nyaman. Apabila kamu tetap teguh pendirian melarang anak untuk pacaran, namun tidak memiliki kapasitas untuk memenuhi cinta di hati anak, jangan heran kalau orang tua kelak suatu saat mendapati anaknya ternyata berpacaran secara diam-diam.
Berpacaran secara diam-diam ini justru sangatlah berbahaya. Ingat, menyembunyikan sesuatu dari orang tua merupakan indikasi bahwa hati anak sudah jauh dari orang tuanya. Meskipun pada akhirnya orang tua cepat atau lambat akan segera mengetahui bahwa anaknya berpacaran tanpa sepengetahuan orang tua.
Jika ternyata anak kamu sudah punya pacar atau kekasih, mau tidak mau, orang tua meminta mereka berjumpa di rumah agar orang tua dapat memantau kegiatan mereka. Kenapa? Karena begitu orang tua melarang, mereka akan pacaran secara sembunyi-sembunyi. Hal inilah yang jauh lebih berbahaya dibandingkan dengan pacaran pada umumnya.
Walaupun tidak dapat dipungkiri, saat anak beranjak remaja setiap orang memiliki keinginan untuk diperhatikan oleh lawan jenis. Orang tua bisa mengarahkan hal ini ke pertemanan atau persahabatan. Tidak ada lagi istilah pacar, yang ada hanyalah teman atau sahabat. Katakanlah seperti ini:
"Mama dan Papa sangat mendukung kalau kamu berteman dengannya, kamu menjadi rajin belajar. Silakan, kamu dengannya boleh berteman dan bersahabat. Mama dan Papa pasti akan selalu mendukung."Dengan berkata demikian, maka anak pun akan mengerti dan tentu dia tidak ingin merasakan yang namanya pacaran. Karena apapun kegiatan yang dilakukan ketika berpacaran, lebih banyak sisi negatif dibandingkan dengan sisi positifnya. Apalagi dalam agama sudah jelas-jelas berpacaran itu dilarang dan dapat menjerumuskan orang yang berpacaran ke perbuatan kemaksiatan.
Akhirnya, orang tua menjadi tokoh yang sangat penting dalam mengarahkan putra-putrinya dalam kehidupan sehari-hari, baik itu di rumah, sekolah maupun di lingkungan masyarakat.
0 Response to "Apa boleh anak berpacaran?"
Post a Comment