Haruskah orang tua memaksa anaknya untuk membaca?
"Haura, gosok gigi!" perintah Bunda.
"Nggak mau, Bun!" jawab Haura.
"Harus! Kalau nggak mau gosok gigi nanti gigi kamu jadi kotor lalu banyak lubangnya dan kamu bisa sakit!' Perintah Bunda.
"Tapi..." Haura beralasan.
"Harus, Haura!" Perintah Bunda tegas dan memaksa.Akhirnya, Haura pun beranjak gosok gigi dan mandi. Tapi, karena sering banyak lupanya, Bunda sering sekali memaksa bahkan marah. Setelah berlangsung lama, Haura menjadi rajin gosok gigi sendiri tanpa disuruh.
Dari percakapan di atas dapat disimpulkan bahwa Haura, rutin gosok gigi. Walaupun awalnya harus dipaksa terlebih dahulu. Lantas apakah saat memaksa, anak merasa senang? Tentu saja tidak. Anak pasti kesal bahkan benci pada bundanya karena terus-terusan memaksa. Tapi, meskipun anak tidak suka atas paksaan, apakah anak kemudian membenci bundanya? Atau membenci menggosok gigi? Tentu saja tidak. Sebab sekarang anak sudah rutin untuk menggosok gigi dan tidak lagi membenci bundanya sekalipun dulu sering memaksa anak untuk menggosok gigi.
Itu contoh kecil memaksa dalam menjaga kebersihan gigi agar anak tidak sakit gigi. Lalu bagaimana jika itu terjadi pada membaca, Haruskah orang tua memaksa anaknya untuk membaca? Jika orang tua mau memaksa anaknya untuk hal tersebut, kenapa untuk kecerdasan anaknya orang tua tidak juga memaksa anak untuk membaca. Harusnya, apabila anak dipaksa untuk menggosok gigi, orang tua pun harus juga memaksa anaknya untuk membaca.
Meskipun awalnya anak merasa terganggu karena disuruh-suruh terus atau dipaksa untuk melakukan suatu hal, dan tak jarang membuat anak kesal. Pada akhirnya kelak dewasa anak akan berterima kasih pada orang tua kenapa ketika kecil dahulu, ia sering dipaksa orang tuanya. Seperti memaksa anak membaca, dengan paksaan tersebut kita sebagai orang tua menyiapkan anak agar memiliki masa depan yang cerah. Inilah yang harus dilakukan orang tua, agar sejak dini anak kita hobi membaca.
Orang tua dapat melakukan empat strategi untuk memaksa anak-anak membaca buku sebagai berikut.
1. Wajibkan anak untuk membaca buku setiap hari dengan membuat target. Misalkan membuat aturan bahwa setiap hari anak diberikan tugas untuk membaca buku minimal 30 halaman atau bahkan satu hari satu buku. Kewajiban ini pada awalnya berat dan memaksa karena anak-anak belum terbiasa melakukannya. Akan tetapi, lama-kelamaan akan menjadi terbiasa, anak-anak dengan sendirinya akan kecanduan. Tanpa disuruh nanti membaca menjadi kebiasaan yang menyenangkan bagi anak.
2. Jika sudah diwajibkan, maka orang tua memantaunya. Salah satunya dengan cara, setiap hari jangan bosan untuk selalu bertanya:
"Hari ini sudah baca buku belum?"
"Sudah baca buku berapa banyak?"
"Buku apa aja yang udah kamu baca?"Dengan cara itu, maka kebiasaan membaca anak akan terkontrol dengan baik. Anak-anak pada awalnya mungkin akan merasa bosan dengan pertanyaan di atas. Atau bisa juga takut karena hari ini belum membaca buku dan takut ditanya soal membaca buku. Hal itu pun akan menjadikan anak rutin untuk membaca buku.
3. Ajak anak untuk menceritakan isi buku yang sudah dibaca atau menjawab pertanyaan tentang isi buku. Ini dilakukan untuk mengetahui dan memastikan bahwa anak-anak membaca dengan serius dan penuh dengan keantusiasan. Dengan cara ini, anak setiap kali membaca akan sungguh-sungguh karena tahu nanti orang tuanya akan bertanya soal isi buku yang sudah dibacanya.
Awalnya mungkin berat bagi anak-anak, tapi dengan sudah terbiasa membaca dengan penuh perhatian pada gilirannya anak-anak akan menjadi pembaca yang baik, bagus dan cerdas karena bisa paham isi bacaan dengan cepat.
4. Jangan lupa dalam keadaan memaksa tersebut, orang tua juga perlu memberikan apresiasi. Apresiasi dapat dilakukan jika anak sudah membaca sesuai target yang orang tua diberikan. Misalnya akan ada hadiah jika membaca setengah buku dalam satu hari. Hal demikian, membuat anak semakin mencintai membaca.
Itulah empat strategi memaksa anak-anak untuk membaca. Jadi, haruskah orang tua memaksa anaknya untuk membaca? Jawabannya adalah iya. Karena, kita saat ini sedang menjadi orang tua yang peduli terhadap kebutuhan kecerdasan anak-anaknya. Dengan memaksa anak untuk membaca bertujuan agar anak ketika dewasa menjadi generasi milenial yang cerdas dan gemar membaca serta mempunyai pengetahuan seluas cakrawala dunia, karena sejak dini sudah berbudaya membaca yang kuat.
Jangan bosan untuk terus memaksa anak untuk kebaikan dirinya kelak di masa mendatang.
0 Response to "Haruskah orang tua memaksa anaknya untuk membaca?"
Post a Comment