Bisakah keluarga menjadi tempat belajar yang menyenangkan?
Lingkungan keluarga adalah lingkungan belajar informal pertama bagi anak. Lingkungan yang mana anak mengenal berbagai ilmu dari Ayah dan Ibunya. Maksudnya adalah lingkungan keluargalah pertama kali anak mendapatkan bimbingan tentang kehidupan.
Yang menjadi pertanyaannya adalah, bagaimana menjadikan keluarga sebagai tempat belajar menyenangkan bagi anak? Tugas dan peran serta keluarga dalam memberikan pembelajaran dan pendidikan sangatlah penting dan harus dilakukan. Karena hal tersebut merupakan dasar bagi perkembangan intelektual dan kepribadian anak, sebagai dasar pembentukkan watak, kebiasaan dan perilaku anak di masa mendatang.
Keluarga harus menanamkan prinsip-prinsip hidup yang akan mewujudkan potensi anak dalam mengembangkan aspek nilai-nilai agam dan moral, kecerdasan berbahasa maupun sosial emosionalnya. Terlebih aspek motoric dan daya kreativitas atau kesenian anak akan muncul dengan baik apabila keluarga mampu melaksanakan kegiatan pembelajaran pendidikan dengan baik.
Kegiatan mengenal warna, bermain hitung angka dan mengenal huruf atau kegiatan yang sifatnya motorik kasar atau halus seperti melakukan kegiatan berayun,melempar dan menendang serta kegiatan mewarnai dan menggambar. Pendidik dalam hal ini hanya melakukan pengembangan metode bermain agar anak dapat pengalaman barunya dalam belajar sehingga perkembangan aspek-aspek kemampuan tersebut lebih maksimal.
Orang tua memfasilitasi dan berperan aktif sesuai dengan kebutuhan anak dalam mengembangkan potensinya. Sehingga saat di luar rumah anak sudah mampu bersosialisasi dengan baik. Lantas bagaimana orang tua dapat menciptakan belajar di rumah bagi anak agar anak mampu mengembangkan potensi yang dimilikinya. Berikut ini penjelasan beberapa hal yang dapat dilakukan orang tua.
- Dampingi momen perkembangan apapun yang anak alami. Misalkan saat anak mulai dapat berbicara, mengucapkan kata “mama, papa, mam” dan kata sederhana lainnya. Ayah dan Ibu dapat menambah kosa kata lain, pancinglah anak agar mau bercerita secara singkat dengan memberikan pertanyaan sederhana. Pada perkembangan selanjutnya anak dapat diajak membuka wawasan literasinya dengan dibacakan buku cerita dan momen spesial lainnya.
“Siapa nama kamu?”, “ini apa?”, “itu apa?”.
- Ciptakan suasana nyaman dan menyenangkan di dalam keluarga. Anak akan mampu mengembangkan potensinya dengan baik jika pemberian informasi saat keadaan nyaman dan menyenangkan. Seperti yang sudah saya jelaskan pada postingan-postingan sebelumnya, bahwa bermain merupakan dunia anak. Dengan bermain anak dapat belajar tentang apa itu bahasa, sifat sosial dan belajar apapun itu.
- Mengatur jadwal khusus dalam mendampingi anak belajar. Mengenal lingkungan sekitar dapat juga dilakukan dengan cara mengajak anak ke taman kota, kebun binatang atau ke tempat rekreasi bahkan dapat juga mengajak anak ke pasar.
- Ciptakan budaya 5S (Senyum, sapa, salam, sopan dan santun) di dalam keluarga serta biasakan juga menggunakan kata-kata positif dan santun di lingkungan keluarga khususnya, dan umumnya di mana pun berada. Kalimat yang menciptakan dan membangun energy positif membuat anak menjadi nyaman.
Akhirnya, semua yang orang tua lakukan dan pertunjukkan merupakan awal. Awal untuk anak menjadi pribadi yang baik maupun awal yang menjadikan anak pribadi kurang baik. Jadi, semua bergantung pada orang tua. Bukan tidak mungkin, anak akan lebih betah berlama-lama di rumah dikarenakan ia mendapatkan segala keperluan yang dibutuhkan oleh anak, salah satunya dalam belajar.
0 Response to "Bisakah keluarga menjadi tempat belajar yang menyenangkan?"
Post a Comment